Tana Toraja merupakan salah satu daerah di Indonesia yang namanya sudah terkenal hingga di mancanegara. Tak hanya memiliki keindahan panorama alam yang membuat mata terbelalak, Tana Toraja juga dikenal masih memiliki kebudayaan dan tradisi yang masih sangat dijaga dan dilestarikan higga saat ini. Dan salah satu yang sangat terkenal adalah Upacara perayaan yang dirayakan untuk menghormati orang yang sudah meninggal. Tak tanggung tanggung lho, upacara seperti ini bisa menjadi magnet penarik bagi para wisatawan, tak hanya dalam negeri tetapi juga luar negeri. Namun tak hanya berhenti disitu, Tana Toraja masih menyimpan segala macam keunikan serta keistimewaan yang sangat menarik untuk dijelajahi. Penasaran apa saja yang ada di Tana Toraja? Simak penjelasan berikut ini ya.
1. Seruputan pertama Kopi Toraja, dijamin akan membuat Dolaners merem melek
Kopi Toraja via pegipegi.com
Berana di Tana Toraja, rasanya kurang afdol jika belum mencicipi gurihnya Kopi Toraja yang khas. Tampilan dari teh khas Toraja ini sekilas mirip teh pekat. Aromanya yang wangi tajam serasa menusuk hidung Dolaners. Saat pertama kali mencoba di sesapan utama, maka tak jarang yang mengatakan rasanya asam, rasa pahitnya bahkan tertinggal di ujung lidah. Namun justru hal inilah yang membuaktikan bahwa kopi Toraja memiliki keistimewaan dan keaslian rasa kopi yang kuat. Karena hal inilah, tak heran jika Kopi Toraja begitu populer hingga seantero dunia.
Â
2. Keunikan Tongkonan, tempat tinggal masyarakat lokal Tana Toraja
Tongkonan Toraja via jackhydraulic.blogspot.co.id
Tongkonan merupakan sebutan bagi rumah adat Tana Toraja. Salah satu daerah dimana Dolaners bisa melihat deretan Tongkananberjajar rapi adalah di Desa Ke’te Kesu’. Bentuk dari rumah adat tradisional Tana Toraja ini memang terkenal mirip dengan tanduk kerbau. Tinggi dan gagah menjulang ke atas. Cara pembangunannya pun masih secara tradisional yakni bambu bambu dibelah, disusun bertumpuk untuk atapnya. Dan dibagian arsitektur badannya dihiasi ukiran ukiran unik yang dengan bentuk bentuk yang semuanya memiliki makna masing masing. Kebanyakan, ukiran ukiran tersebut berwarna merah, kuning dan hitam.
Â
3. Tatap muka dengan Tao-Tao, miniatur jasad orang meninggal yang membuat bulu kuduk bergidik
Tao-Tao Toraja via ariefmadekan.blogspot.co.id
Berjalan jalan mengelilingi Tana Toraja, rasanya seperti sedang menjelajahi suatu tempat yang dipenuhi kisah mistis. Salah satunya jika Dolaners berjalan ke sebelah selatan Desa Ke’te Kesu’, tepatnya di sebuah gua batu besar berbentuk bundar seperti buah jeruk, Lemo diatas tebing telah berbaris miniatur miniatur dari jasad orang meninggal, lengkap dengan baju baju dan perhiasan yang biasa mereka gunakan. Tatapan kosong mereka mengingatkan pada boneka “annabelle” di sebuah film horor miliki hollywood. Dan jangan lama lama menatap mata boneka boneka tersebut, karena kalau tidak, maka Dolaners akan….
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
4. Mengenal Lokomata, kuburan batu raksasa di pinggir jalan yang telah ada sejak zaman nenek moyang
Lokomata Toraja via tradewindsvt.com
Orang meninggal memang tak berarti telah hilang kehormatannya bagi masyarakat Tana Toraja. Bahkan hingga walaupun telah menjadi jasad, mereka tetap diberikan penghormatan. Salah satunya adalah kuburan mereka yang dibuat sedemikian rupa agar istimewa. Berbeda dengan kuburan tebing batu Londa dan Lemo, Lokomata memberi panorama berbeda. Di Lokomata ini, batu batu raksasa berdiri kokoh di beberapa titik desa, bahkan ada yang terletak depan rumah rumah warga. Batu itu dilubangi untuk menyimpan jenazah para kerabat. Waw…. biasa bayangin dong ada kuburan di depan halaman rumah?
Â
5. Rasakan sensasi berpetualang di kuburan berbentuk gua, Londa
Londa Toraja via corlena.wordpress.com
Londa, sebuah gua yang bukan sekedar gua biasa. Mengapa demikian? Hal ini karena gua yang satu ini sebenarnya merupakan sebuah kuburan. Didalam gua ini sangat minim cahaya, bahkan bisa dikatakan sangat gelap. Namun tak perlu khawatir, karena selama Dolaners menjelajahi Londa Tana Toraja, akan ditemani dengan seorang guide. Pertama kali memasuki mulut gua, bulu kuduk merinding sudah pasti Dolaners rasakan, entah karena suhu gua yang cukup dingin atau memang efek mistis Londa, tak ada yang tahu pasti. Belum lagi tengkorak tengkorak manusia mengintip dari celah celah stalaktit. Namun jangan sekali kali merbuat iseng dengan memindahkan atau bahkan mencuri tengkorak di dalam gua ini, karena jika itu terjadi, maka bersiaplah untuk tertimpa musibah, buah dari perbuatan buruk Dolaners tersebut.
Â
6. Siap-siap takjub menyaksikan penyembelihan kerbau dengan satu kali tebasan parang
Kerbau Toraja via ardiyanta.com
Ma’tinggoro tedong adalah nama dari ritual sembelih kerbau saat upacara kematian di Tana Toraja. Kerbau dianggap sebagai transportasi sang arwah menuju Puya, tempat perisitirahatan terakhir. Si kerbau yang berwarna coklat kehitaman dianggap gagah disini. Uniknya kerbau kerbau yang akan disembelih di upacara adat ini terlihat tenang dan tak memberontak sedikitpun. Dan sang algojo dengan parangnya yang nampak mengkilat tanda ketajamannya, siap siap mengambil posisi. Dan yang benar saja dalam satu kali tebasan cepat di titik vital, si kerbau terkapar seketika. Bisa membayangkan dong pasti, bagaimana kehebatannya?
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
7. Menjelajahi keindahan negeri di atas awan Batutumonga
Batutumonga Toraja via hambaragency.wordpress.com
Pagi hari di Tana Toraja adalah saat yang tepat untuk Dolaners berdiri diatas sebuah bukit dengan suguhan penorama kabut tipis dan sekumpulan awan putih yang membalut seluruh langit Tana Toraja. Bentangan sawah hijau, makam makam batu yang tersebar, rumah tradisional Tana Toraja nampak seolah berjajar indah dengan rapinya di bawah sana, bukit bukit yang menjulang gagah juga turut menjadi background yang disediakan alam Tana Toraja kepada Dolaners penikmat keindahan yang sedang berada di Batutumonga. Dan jangan lewatkan pula, ketika sedang berada disini, mengabadikan moment menakjubkan tersebut dengan menggunakan kamera kesayangan Dolaners.
Â
8. Sungai Mai’ting yang jernihnya membuat rela diombang-ambing arus
Persawahan di Toraja via visittoraja.com
Sungai Mai’ting merupakan salah satu sungai terbersih yang ada di Tana Toraja. Kejernihan airnya yang berwarna biru tosca seakan bisa menyihir siapa saja yang melihat. Arusnya yang cukup deras juga turut menggoda para pecinta adventure untuk mengarunginya. Di kanan kiri terbentang etalase alam berupa pepohonan cemara dan tebing tebing yang gagah menjulang. Tak lupa juga di kawasan ini , Dolaners juga akan mendapatkan bonus pemandangan keindahan pematang sawah akan menghibur hati. Hayo, siapa yang mau berenang di Sungai Mai’ting, angkat tangan? (hehe)
Â
9. Dinner romantis di atas Kolam Makale ditemani taburan bintang
Kolam Makale via geminininiek.blogspot.co.id
Siapa bilang liburan di Tana Toraja, tak bisa merasakn suasana romantis. Suasananya cukup tenang, setidaknya tak sepadat daerah perkotaan, akan Dolaners dapatkan di kawasan Makale. Udara yang menyesaki hidung terasa segar dan sejuk. Nuansa syahdu dengan gemerlap lampu lampu di sekitar kolam dijamin akan menambah keromantisan Dolaners yang membawa pasangan. Sebuah patung lakipadada yang menjadi simbol perjuangan rakyat Toraja turut berdiri gagah ditengah kolam. Coba deh sempatkan waktu Dolaners untuk mengajak si dia dineer di sini, dijamin deh bikan ide buruk kok menghabiskan malam Makale di tempat seromantis ini.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
10. Lezatnya kuliner Pa’piong Duku Manuk khas Tana Toraja yang sayang untuk dilewatkan
Pa’piong Duku Manuk via iqbalkautsar.com
Pa’piong Duku Manuk merupakan kuliner khas dari Tana Toraja yang sangat lezat. Pa’piong sendiri adalah berupa campuran sayuran dan daging ayam/babi/kerbau/ikan mas yang kemudian dibungkus dengan daun dan dimasukkan ke dalam bambu. Setelah itu bambu dibakar hingga beberapa bagian kulitnya menghitam gosong. Lemak daging yang meleleh keluar saat dibakar, menyebar merata ke seluruh bagian pa’piong. Lemak yang meleleh berpadu dengan sayur-sayuran segar menghasilkan cita rasa khas yang begitu fantastis. Saat kulit bambu dikelupas, uap panasnya langsung mengebul. Aromanya sangat menggoda. Udah siap untuk mencicipi Pa’piong Duku Manuk khas Tana Toraja?